Anemia merupakan suatu
kondisi yang disebabkan karena sel darah merah lebih rendah dari jumlah normal.
Keadaan ini menyebabkan tubuh menjadi lebih lemah, letih, lesu, dan lunglai.
Selain terjadi pada orang dewasa, anemia juga dapat terjadi pada anak - anak.
Faktor penyebab anemia pada anak umumnya adalah karena konsumsi makanan yang
minim kandungan zat besi dan terserang infeksi penyakit seperti infeksi cacing
dan malaria. Pada kesempatan kali ini akan dibahas mengenai anemia pada anak,
baik itu penyebabnya, gejalanya, cara mengobatinya, serta cara pencegahannya.
Anemia adalah kondisi
dimana kadar hemoglobin atau hematokrit dalam darah kurang dari batas normal
yang sesuai usia (bayi dan anak) dan jenis kelamin (dewasa). Rendahnya kadar
hemoglobin tersebut mempengaruhi kemampuan darah untuk menghantarkan oksigen
yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menjalankan proses metabolisme tubuh yang
lebih optimal.
Pada anak yang berusia
2 tahun, anemia dapat menyebabkan gangguan koordinasi dan keseimbangan.
Sehingga anak kelihatan menarik diri dan selalu ragu. Hal tersebut dapat
menyebabkan terhambatnya kemampuan anak
dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Apabila anemia terjadi pada bayi, umumnya
bayi menjadi lebih rewel, susah makan, kulit pucat, serta daya tahan tubuh
menurun. Dampaknya dapat
terlihat saat anak memasuki usia sekolah dan prasekolah. Anak akan mengalami
gangguan konsentrasi, daya ingat rendah, kemampuan memecahkan masalah rendah, gangguan
perilaku, dan tingkat IQ yang lebih rendah.
Berikut ini merupakan gejala - gejala anemia yang sering terjadi pada anak - anak :
- Tubuh lelah dan lemah.
- Kulit pucat, terutama disekitar tangan, kuku, dan kelopak mata.
- Denyut jantung yang cepat.
- Rewel.
- Nafsu makan rendah.
- Kepala pusing.
- Mata berkunang - kunang.
Pemberian gizi yang
cukup merupakan faktor utama dalam penanganan anemia pada anak - anak.
Pemberian preparat besi juga dapat dilakukan, namun sebaiknya dimulai sejak
anak berusia enam bulan sampai tiga tahun. Sedangkan, untuk mencegah kekurangan
zat besi pada bayi, sebaiknya ibu hamil dan calon ibu juga memeriksa kadar zat
besinya. Faktor lain yang tidak kalah penting adalah perilaku hidup bersih dan
sehat, seperti membiasakan cuci tangan dengan sabun, imunisasi dasar balita,
memantau berat badan bayi secara teratur serta membiasakan anak mengkonsumsi
sayuran hijau dan mengandung zat besi.
Cara Mencegah Anemia Pada Anak - Anak
- Bayi dibawah 1 tahun harus diberi ASI saja atau susu formula yang mengandung zat besi. Setelah usianya sekitar 6 bulan, bayi harus diberi asupan makanan padat yang diperkaya zat besi.
- Anak dibawah 2 tahun seharusnya tidak dianjurkan mengkonsumsi susu lebih dari 24 ons sehari. Produk yang diperkaya zat besi seperti sereal, dapat menjadi cara yang bagus untuk membantu anak - anak mendapatkan lebih banyak zat besi.
- Sumber zat besi yang baik meliputi daging merah, daging unggas berwarna gelap, salmon, tuna, kuning telur, sayuran berdaun hijau, kacang polong kering, molase, buah - buahan kering dan roti gandum. Sajikan jenis makanan tersebut dengan makanan atau minuman yang kaya akan vitamin C, yang dapat membantu meningkatkan penyerapan zat besi oleh tubuh.
- Cobalah memasak makanan dengan panci besi yang dapat membantu memperkaya makanan dengan zat besi.
Semoga informasi ini dapat bermanfaat untuk kesehatan keluarga anda. Kini, tak perlu repot lagi antri untuk berobat. Segera Download Aplikasi Rusabook sekarang juga.
Jangan lupa follow akun sosial media kami di: